Rabu, 11 Juli 2012

PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KECERDASAN MAJEMUK


Mengajarkan mata pelajaran IPA di bangku SMP merupakan kegiatan yang menarik dan menantang. Menarik karena hampir setiap materi pembelajaran berkaitan dengan kejadian di sekitar kita.  Menantang karena mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan di SD.  Tantangan ini justru harus dijadikan motivasi oleh seorang guru untuk  melaksanakan pembelajaran yang berkualitas, sehingga layak untuk menerima tunjangan profesi guru.   

Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa “Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.  Untuk bisa melakukan kegiatan pembelajarn IPA SMP/MTs yang diamanatkan oleh permendiknas nomor 22 tahun 2006, guru harus mampu melaksanakan pembelajaran PAIKEM, dengan kata lain guru IPA dituntut untuk lebih cerdas dan kreatif dalam memilih strategi atau model pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.  Kita harus memahami bahwa setiap siswa memiliki cara yang unik untuk memahami sesuatu atau untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.  Menurut Gardner, cara yang unik ini berkaitan dengan 8 potensi kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa yang dikenal dengan istilah Multiple Intelligences (kecerdasan Majemuk).  Jadi, berdasarkan uraian di atas, untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPA  sesuai dengan permendiknas nomor 22 tahun 2006, seorang guru harus memahami tentang teori kecerdasan majemuk, dan selanjutnya mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan majemuk.